Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Proses Tebentuknya Bumi

Bumi yang kita tempati saat ini mengalami proses panjang sejak awalnya terbentuk, sekitar milyaran tahun lalu. Ilmuan di dunia sudah megemukakan teorinya, nah berikut ini adalah teori terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta yang saya rangkum.

1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1596-1650 oleh ilmuan laki-laki bernama Rene Descrates seorang filsuf dan ahli matematika dari Perancis. Teori ini mengemukakan bahwa bumi terbentuk akibat penyusutan (mengerut) akibat proses pendinginan yang berlangsung sangat singkat sehingga terbentuklah relief seperti lembah, gunung, dan daratan yang ada di permukaan Bumi.

Ilmuan lain yang mendukung teori kontraksi ini adalah James Dana seorang ahli Geolog, Mineral, Vulkanologi dan Zoologi dari Amerika. Selain James Dana ilmuan lain yang mendukung Teori Kontraksi ini adalah Elie De Beaumont seorang Ahli Geologis dari Perancis.

Teori ini menuai banyak kritik karena di dalam Bumi masih terdapat unsur pijar dan daratan/lapisan yang ada di Bumi masih mengalami pergerakan hingga sekarang.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1884 oleh Edward Zuess seorang ahli Geologi dari Austria. Teori ini menjelaskan bahwa dahulunya di bumi hanya terdapat 2 benua besar. Benua itu terletak di kutub utara (Laurasia) dan kutub selatan (Gondwana Land). Seiring berjalannya waktu kedua benua tersebut saling bergerak mendekat menuju garis ekuator dan menjadi satu benua besar yang disebut Supercontinent. Karena pergerakan rotasi bumi yang terus-menerus menyebabkan benua besar ini terpencar yang menjadikannya benua-benua yang kita tahu saat ini. Menurut teori tersebut, Laurasia terpecah dan membentuk Asia, Eropa, Amerika Utara dan Greenland. Sedangkan Gondwana Land terpecah dan membentuk India, Amerika Selatan, Australia, Afrika dan Antartika.

3. Teori Apungan Benua (Continental Driff Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Jika sobat adalah anak kalahiran antara tahun 1995-2000 mungkin pernah menonton serial TV O-Ranger. Dalam satu adegan di serial tersebut menceritakan tentang Teori Apungan Benua ini, namun jika belum pernah menontonnya simak ulasan saya berikut ini tentang teori tersebut.

Teori Apungan Benua pertama kali dikemukakan pada tahun 1912 oleh seorang ahli Meteorologi dan Geofisika dari Jerman yang bernama Alfred Lothar Wegener. Teori ini menjelaskan bahwa bumi dulunya terdiri satu benua besar saja yang disebut Pangaea. Seiring bejalannya waktu dan karena rotasi bumi secara sentrifugal Pangaea ini terpecah dan bergerak menuju garis ekuator. Awalnya Teori Apungan Benua ini diabaikan, namun akhir-akhir ini ide atau gagasan dari Alfred Lothar Wagener ini bisa diterima oleh komunitas ilmiah.

Berikut ini beberapa bukti yang menunjukan bahwa bumi terbentuk oleh Teori Apungan Benua ini.
  • Terdapat persamaan kontur garis pantai timur Amerika Utara dan Selatan dengan kontur garis pantai barat dari Eropa dan Afrika
  • Pulau Greenland yang bergarak menjauhi Eropa
  • Pulau Madagaskar yang bergerak menjauhi Afrika
  • Kegiatan Seismik di patahan San Andreas
  • Bergesernya Benua Amerika ke barat yang menyebabkan semakin luasnya Samudra Atlantik
  • Batas dari Samudra Hindia semakin terdesak ke arah Utara     

Teori ini merupakan teori yang dianggap paling benar oleh hampir semua orang dengan bukti diatas diatambah lagi sampai saat inipun bumi masih terus mengalami pergeseran hampir 2cm/tahun.

4. Teori Konveksi


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes seorang ahli Geologi dari Inggris dan Harry H. Hess seorang ahlhi Geologi dari Amerika. Teori Konveksi ini menjelaskan bahwa bumi terbentuk akibat arus Vertikal di dalam Astenosfer yang menyebabkan batuan keras di kerak bumi menjadi lebih lunak. Ketika arus yang membawa materi lava ini sampai ke permukaan bumi di Punggung Tengah Samudra atau Mid Oceanic Ridge, lava akan membeku dan membentuk lapisan baru yang akan menggeser lapisan permuakaan bumi yang lama.

Berikut bukti Teori Konveksi
  • Permukaan bumi tidak rata
  • Terbentuknya Mid Oceanic Ridge

5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh J. Tozo Wilson seorang ahli Geologi dan Geofisika dari Kanada. Teori Lempeng Tektonik ini mengemukakan bahwa kerak bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di lapisan Astenosfer yang berwujud cairan kental.
Banyak para ahli didunia yang beranggapan bahwa teori ini menjelaskan mengenai dinamika bumi seperti gempa dan pembentukan jalur pegunungan.

Gerakan lempeng tektonik bisa dibedakan atau dikelompokan menjadi 3, yaitu

5.A. Gerakan Divergen

Gerakan Divergen adalah gerakan saling menjauh antara lempeng satu dengan lempeng lainnya. Akibat gerakan ini permukaan bumi menjadi menipis dan merenggang sehingga terbentuknya material baru dan membentuk jalur vulkanis. Namun kedua lempeng tersebut tidak terpisah karena dibelakang lempeng-lempeng tersebut sudah terbentuk lapisan lempeng baru.
Contoh: pergerakan lempeng Afrika dan lempeng Amerika bagian selatan

5.B. Gerakan Konvergen

Gerakan Konvergen adalah gerakan saling mendekat antar lempeng sampai bertumbukan sehingga menyebabkan salah satu lempeng akan tersubduksi kedalam mantel bumi dan membentuk gunung api di daratan benua. 

Tumbukan antar lempeng juga terbagi menjadi 2 macam, yaitu
- Zona Subduksi yaitu tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudra
- Zona Konvergen yaitu tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng benua lainnya. Tumbukan konvergen akan membentuk Zona Penunjaman yang akan menimbulkan gempa yang disebut gempa Tektonik.
Contoh: pegunungan Himalaya yang terbentuk oleh tumbukan lempeng Eurasia dengan lempeng India

5.C. Gerakan Transform/Zona Sesar Mendatar

Gerakan Transform adalah gerakan antar lempeng yang saling bergesek tetapi berlawanan arah.
Contoh: Zona Tranform San Andreas di Amerika Serikat yang terbentuk dari gesekan lempeng daratan Amerika Utara dengan lempeng Samudra Pasifik.

Proses Terbentuknya Tata Surya

Jika berbicara mengenai Proses terbentunnya Tata Surya tidak lepas dari berbagai Hipotesis para ahli. Berbagai hipotesis tersebut adalah sebagai berikut

1. Hipotesis Kabut/Hipotesis Nebula


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant seorang Filsuf dari Jerman pada tahun 1775 dan Pierre-simon de Laplace seorang Ahli Matematika dan Astronom Perancis pada tahun 1796. Kedua Ilmuan tersebut sepakat bahwa Tata Surya terbentuk oleh pilinan kabut yang mengandung es, gas dan debu. Kabut ini berputar sangat cepat sehingga menyusut dikarenakan oleh gaya gravitasinya sendiri. Dalam proses perputaran kabut tersebut ada beberapa kabut yang terlepas sehingga membentuk cincin yang mengitari inti kabut. Kabut yang terlepas ini kemudian memadat dan terbentuklah planet-planet yang kita tahu saat ini.

2. Hipotesis Planetasimal


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Pertama kali dikemukakan oleh Thomas Chrowder Chamberlin seorang Geolog dari Amerika Serikat pada tahun 1905 lalu diperkuat oleh seorang Astronom Amerika Serikat bernama Forest Ray Moulton.

Hipotesis Planetasimal menyatakan bahwa pada zaman dulunya Tata Surya hanya terdiri dari satu bintang yaitu Matahari, hingga suatu ketika ada benda lagit lainnya yang melintas sangat dekat dengan Matahari. Gaya tarik menarik garvitasi Matahari dengan benda angkasa tersebut mengakibatkan sebagian material padat berhamburan dan bergerak bebas. Seiring berjalannya waktu, material padat tersebut mendingin dan saling bertabrakan. Hasil dari tabrakan inilah yang kita kenal sebagai planet-planet, satelit alami, komet dan asteroid.

3. Hipotesis Pasang Surut Bintang


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Hipotesis ini pertama kali dikemukakan oleh James Jeans seorang Fisikawan, Astronom, Ahli Matematika dan Harold Jeffreys seorang Ahli Matematika, Statistik, Geofisika juga Astronom dari Inggris pada tahun 1917. Hipotesis Pasang Surut Bintang hampir sama dengan Hipotesis Planetasimal. Hipotesis ini mejelaskan bahwa Tata Surya terbentuk oleh gaya tarik menarik 2 bintang yang mengakibatkan pasang surut di kedua bintang tersebut. Sebagian massa dari satu bintang tersebut terlepas dan membentuk planet-planet dan benda angkasa lainnya. Teori ini menjelaskan sebab kenapa susunan planet di dalam Tata Surya berbentuk corong (kecil dipinggir dan besar ditengah jika planet-planet disusun secara horizontal) seperti halnya jika terjadi pasang surut air laut di Bumi.

4. Hipotesis Bintang Kembar


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Pertama kali dikeukakan oleh Fred Hoyle seorang Astronom yang terkenal dari Inggris pada tahun 1956. Hipotesis Bintang Kembar ini menjelaskan bahwa Tata Surya dulunya adalah 2 bintang kembar yang salah satunya menabrak yang lainnya. Karena tabrakan inilah salah satu bintang hancur dan menjadi planet serta banda angkasa lainnya dan bergerak mengelilingi bintang yang bertahan (menjadi Matahari) karena terikat oleh gaya gravitasi bintang yang bertahan tersebut pada garis edarnya. 

5. Hipotesis Protoplanet/Hipotesis Kondensasi


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Pertama kali dikemukakan oleh Carl Friedrich von Weizsacker seorang Ahli Fisika serta Filsuf Jerman dan Gerard Peter Kuiper seorang Astronom dari Belanda pada tahun 1940-1950. Keduanya sepakat bahwa Tata Surya terbentuk oleh gumpalan awan yang mengandung gas dan debu. Gumpalan ini mengalami pemampatan dan berputar sehingga berbentuk seperti cakram. Karena pada bagian tengah gumpalan tersebut bertekanan sangat tinggi, maka terbentuklah Matahari. Sementara bagian tepi yang berputar lebih cepat terpecah dan membentuk gumplan-gumpalan kecil. Gumpalan kecil inilah yang menjadi bumi, planet-planet dan benda angkasa lain di dalam Tata Surya.

Proses Terbentuknya Alam Semesta atau Jagat Raya

Galaksi adalah kumpulan bermilyar-milyar bintang di Jagat Raya. Bumi yang kita tempati berada di dalam Tata Surya. Semetara Tata Surya berada di dalam Galaksi Bima Sakti. Sementara Galaksi Bima Sakti sendiri berada didalam Alam Semesta Jagat Raya. Subhanalloh

Pada awalnya sebelum adanya perkembangan ilmu terutama di bidang astronomi, terdapat beberapa anggapan atau pandangan berhubungan dengan kedudukan bumi, antara lain:

- Antroposentris adalah pandangan yang mengatakan bahwa manusia adalah pusat segala-galanya
- Geosentris adalah pendangan yang mengatakan bahwa Bumi yang kita tinggali ini adalah pusat dari Alam Semesta atau Jagat Raya
- Heliosentris adalah pandangan yang mengatakan bahwa Matahari adalah pusat dari Jagat Raya

Bertahun-tahun belakangan ini, anggapan diatas mulai hilang seiring semakin berkembangnya Ilmu Atronomi. Selanjutnya munculah pandangan bahwa Galaksi adalah pusat dari Jagat Raya. Berbagai teori mengenai pembentukan Jagat Raya adalah sebagai berikut:

1. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori ini dikemukakan oleh George Lemaitre seorang Astronom dan Ahli Fisika dari Belgia pada tahun 1927. Teori ini sangat berkaitan dengan penelitian Edwin Hubble yang mengatakan Jagat Raya tidak bersifat Statis. Teori Dentuman Besar menjelaskan bahwa Jagat Raya terbentuk dari ledakan suatu masa tunggal yang sangat panas dan padat. Energi ledakan yang sangat besar menyebabkan serpihan-serpihan ledakan terlempar dari pusat ledakan. Numun serpihan tidak terlempar ke ruangan yang ada di Jagat Raya melainkan mengembang dalam waktu tertentu.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori Keadaan Tetap didukung oleh banyak ilmuan, yaitu Hermann Bond, Fred Hoyle, dan Thomas Gold pada tahun 1948. Teori ini menjelaskan bahwa akam semesta selalu tetap dan dalam keadaan yang sama tidak berawal dan berakhir karena zat hidrogen baru selalu tercipta dan menggantikan atom-atom hidrogen dari Galaksi yang mengembang, seperti siklus yang terus-menerus berjalan.

3. Teori mengembang dan Memampat (the Oscillating Theory)


Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta

Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1922 oleh seorang Ahli Fisika dan Matematika dari Rusia bernama Alexandre Friedmann. Teori ini menjelaskan bahwa Alam Semesta terbentuk dari reaksi inti hidrogen dari peristiwa Big Bang. Menurut teori dari Alexandre Friedmann ini, Alam Semesta tidak konstan namun mengalami pengembangan secara terus menerus hingga akhirnya melambat. Melambatnya gerakan ini diindikasikan terpengaruh oleh Gaya Gravitasi Alam Semesta sehingga menyebabkan pemempatan atau penyusutan.


Sumber: Wikipedia dan lain-lain

Posting Komentar untuk "Diskripsi Lengkap Proses Terbentuknya Bumi, Tata Surya dan Alam Semesta "